Cerita Melahirkan Episode Kedua

Sebetunya sangat terlambat tulisan ini dibuat, harusnya dari satu tahun yang lalu aku sudah memposting ini, tapi ya kenyataanya baru ditulis hari ini. Kali ini ceritaku tentang istriku yang melahirkan lagi, yaa.. Istriku melahirkan lagi anakku yang kedua.

Memang ceritanya tidak sespektakuler yang pertama karna perasaanya beda, sulit untuk dijelaskan tapi tetap akan aku coba jelaskan. Ini anak keduaku jadi aku dan istriku sudah cukup punya pengalaman dari melahirkan anak yang pertama, nah pengalaman itulah yang membuat aku dan istriku sangat siap menghadapinya, dari awal kehamilan, biaya melahirkan, sampai harus dirawat RSIA 2 malam dan sampai melahirkan. Oke aku mulai satu-persatu.

Istriku hamil, yup sesuai rencana kita yang inginnya punya anak 2 saja (bukannya nolak rejeki) tapi ngikutin program pemerintah. Setelah anak pertama kita berumur satu tahun, istriku mulai program hamil lagi dan tidak butuh waktu lama istriku hamil. Sempat menuai beberapa protes dari anggota keluarga karna dianggap terlalu cepat, kasian anakku yang pertama, atau biaya hidup yang pasti berlipat, tapi seiringnya waktu merekapun senang karna akan ada anggota keluarga baru. Aku tidak menargetkan anakku yang kedua ini harus laki-laki atau perempuan, yaa.. sedikasihnya aja deh.. tapi kenginan pasti ada, karna anakku yang pertama laki-laki pastinya yang kedua ini pengennya perempuan.

Bulan demi bulan berlalu saat fase kehamilan istriku, aku masih belum tau jenis kelamin anakku sampai usia kandungannya menginjak 7 bulan, meski sudah banyak yang memprediksi anakku bakal terlahir sebagai seorang perempuan. Pada saat pemeriksaan 7 bulan itulah lagi-lagi istriku mengalami masalah pada kandungannya, persis seperti kehamilan yang pertama (tapi tidak sempat aku ceritakan) yaitu pengentalan darah, nama medisnya gak tau apa lupa.. jadi intinya istriku mengalami kekentalan dan kekurangan darah secara signifikan selama proses kehamilannya, dan harus dilakukan transfusi darah segera. Hari itu juga langsung dilakukan tindakan di RSIA bilangan Monas.

Oke sebelumnya aku luruskan biar tidak jadi salah sangka, karna aku akan bercerita tentang BPJS, tapi aku bukan lagi promosi BPJS ya.. aku hanya masyarakat biasa yang menggunakan BPJS untuk biaya kesehatan, itu saja tidak lebih..

Dan betapa terkejutnya aku ketika mengetahui kalau transfusi darah yang akan diberikan bisa sampai 5 atau 6 kantung darah. Wow... pasti pegel banget tuh.. butuh berapa hari? ini itu.. ini itu.. dan lain-lain. Demi kesehatan istriku dan janin yang ada dikandungannya ia rela melakukannya..
2 hari 2 malam istriku dirawat dan akhirnya kondisinya membaik, tekanan darahnya bagus, janinnya berkembang baik, tapi aga sedikit besar, dan ya sudah boleh pulang.
Biayanya habis 3,7juta tapi semuanya dibayar pakai BPJS gak ribet ko ngurusnya.. kita dateng periksa, mereka anggap perlu dirawat saya bilang "ibu saya bisa pakai BPJS tapi saya tidak ada surat pengantar dari puskesmas" dan mereka bilang tidak ada masalah, hanya butuh beberapa syarat fotocopy, kartu keluarga, ktp suami istri, buku nikah, dan kartu BPJS yang telah dibayar. mereka bilang itu saja yang harus saya siapkan. dan benar saja biaya rumah sakit senilai 3,7juta saya bayar pakai fotocopy tadi diatas. Selesai dan istri saya pulang.

Selanjutnya persiapanku untuk proses melahirkan istriku sudah semakin dekat, aku cari tau bagaimana cara agar BPJS ini bisa terpakai lagi (lumayan hemat) RSIA dibilangan Monas itu di Jakarta pusat dan aku di Jakarta Barat jadi sudah bisa dipastikan istriku tidak bisa melahirkan disana dan pilihannya cuma 1 dipuskesmas kalau gawat baru dirujuk kerumah sakit kalau normal tidak ada masalah ya melahirkannya dipuskesmas. Awalnya istriku ragu, takut, kalu terjadi yang tidak-tidak harus dipndah atau yang lain tapi aku coba yakinkan kalau fasilitas kesehatan dipuskesman juga sudah sangat lengkap karna ini puskesmasnya besar, bangunan 5 lantai yang cukup luas dan cukup untuk banyak pasien melahirkan dan fasilitas kesehatan yang sudah standart rumah sakit besar. Dan untuk meyakinkan istriku aku mulai dengan memindahkan pemeriksaan kandungan kepuskesmas. memang lebih antri dari biasnya tapi gratis dan dapat hasil yang sama ketika kita periksa kandungan di RSIA besar. Lama kelamaan istriku mulai yakin, dan akhirnya memutuskan mau melahirkan dipuskesmas.

Kehamilannya sangat panjang bahkan sampai 43 minggu baru anakku lahir. Sore hari istriku masih ngajak main anak pertamaku Cleon sudah mulai terasa katanya, dan aku masih kerja di Cikarang, dia telfon dan aku segera pulang, jam 9 malam aku sampai dirumah istriku sudah tidak kuat, dan aku segera menitipkan Cleon ke ibu mertuaku dan langsung aku antarkan kepuskesmas. Padahal waktu itu kerja lagi capek-capeknya, badan pegel luar biasa, mulai ngantuk, setelah dicek baru pembukaan 4  susternya bilang "tunggu ya pak, paling beberapa jam lagi" saat itu sudah pukul 11 malam. Mata makin ngantuk, mulai cari minuman berenergi, sepanjang malam, aku terjaga menemani istriku yang merintih lirih bersama pasien yang lain, mijetin, garukin, dicubitin, di apain aja terima deh... Ditunggu dari jam 12 1 2 3 4 kok blum lahir juga yah.. lantas aku cari suster dan diperiksa lagi, katanya "ini jam 6 pasti lahir pak" pas setengah lima aku turun sebentar Sholat eh.. laper tuh.. mana kaga tidur kan semaleman.. ada tukang mie goreng "makan dulu ahh.. laperr.." bikin dan makannya gak lama langsung naik lagi, eh ternyata pas masuk anakku sudah lahir.. "waduh.. ko udah lahir sus.."
"iya anak bapak sudah lahir baru saja, belum ada satu menit, saya bersihkan dulu ya pak.." kaya suster dan saya ikut melihat suster mebersihakan anak saya, dan dari situ baru saya tau pasti kalau anak kedua saya adalah seorang perempuan.

Ini foto setelah dibersihkan belum dimandikan, dan segera aku adzankan.

Tampilan setelah dimandikan beberapa jam sesudahnya.

Seorang bayi perempuan lahir tanggal 4 Agustus 2015, dengan berat 4100 Gram (tergolong bayi besar) dan panjang 50cm. Sempat dicurigai kalau anakku mengidap diabetes karna ukurannya yang besar tapi setelah dicek kadar gula darahnya normal, memang besar saja bayinya. Tidak ada video pasca melahirkan karna Handphoneku tertinggal dirumah, dan 2 foto diatas juga aku minta dari suster untuk mengabadiaknnya.

Tidak ada perasaan yang bisa mewakili selain bahagia. Setelahnya istriku mendapatkan perawatan yang baik dari puskesmas, mulai dari makan, tempat tidur yang nyaman, dan kondisi ruangan yang masih dikategorikan tertib.

Dan dihari hari ke 2 istriku sudah diperbolehkan pulang. Dan semua biaya persalinan dan perawatan ditanggung oleh BPJS, dan aku hanya membayar biaya tindik anting, Rp. 10.000.

Istriku sehat, anak perempuanku sehat juga sehat, dan terimakasih untuk Allah SWT yang menjadikan keluargaku semakin besar, kini aku punya 2 anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan, menurut program pemerintah ini sudah cukup, dan untuk sekarang ini dan beberapa tahun kedepan juga aku setuju tapi anak itu rejeki dari yang maha kuasa jadi tidak boleh ditolak tapi dijaga.

Terimakasih meluangkan waktu untuk keluarga baruku.

dede sutisna

Diehard fansnya Sheila on 7 dan Sum41, Blogger yang jarang posting, Masih suka nonton Doraemon dan penggemar game Fifa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar