Ketuk Pintu Tifa

Hujan gerimis hampir tengan malam, Tifa baru sampai ke kostannya setelah seharian hangout bersama Ardi kekasihnya. Suasana sangat sepi ketika itu,

" hmmm.. ko sepi banget yah.. pada kemana nih.." gumam Tifa.
" mba Ana.. mas Ferdi... bona.. farell.. kiki...pada kemana sih.. aku bawa makanan nih... " 
Tifa mulai memanggil tetangga kamar kostnya.

" apa mungkin mereka udah pada tidur yah.. ah.. gak mungkin deh ini kan malam minggu biasanya juga pada begadang.." dalam hati Tifa.
Akhirnya Tifa masuk kamarnya untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.
"Tep!!"
Tiba-tiba saja lampu kamar mati.
" yah.. baru mau beres-beres malah mati lampu.."
Tak lama lampu kembali menyalah.
" wah.. ada yang maenin saklar lampu nih kayanya dibawah "
kamar kost Tifa dan yang lainnya berada dilantai atas.
Tifa mulai kekamar mandi untuk membersihkan mukanya,

"Yah.. ko airnya mati... gimana nih.. tumben biasanya ga begini.." Tifa heran..
"Hhmm..... bete deh.."
Dengan keran yang masih terbuka tanpa ada air mengalir Tifa membiarkan saja, tidak lama air mulai menetes dari keran, semakin banyak dan sampai seperti biasanya.
" nahh.. akhirnya keluar juga ni air.."
Tifa mulai membasuh mukanya dihadapan cermin, tapi ketika air mebasuh mukanya dan air menutup pandangannya seketika Tifa melihat bayangan hitam dicermin.
"Astaga.. apaan tuh...?" Tifa penasaran.
Kembali Tifa membasuh mukanya dan lagi-lagi bayangan hitam itu tampak walau tidak jelas. Tifa mulai ketakutan sesegera mungkin ia selesaikan membersihkan mukanya dikamar mandi.
" Ihh... apaan yah itu tadi.. jadi serem deh..."
Terdengar air kembali gemericik dari keran.
"Padahal aku tadi sudah matikan itu keran, ko bisa keluar lagi airnya?" Kejadian yang makin aneh mulai terjadi.

Setelah selesai semuanya Tifa kembali keluar kamar kostnya, dia mulai mengetuk pintu sebelah kamarnya,
" mba Ana.. mba Ana.. keluar donk.. aku ada makanan nih.." tapi dari dalam kamar tidak ada yang menjawab.
"Tuhkan.. kayanya semua orang pergi deh.. "
" kiki.. bona.. farell... ayo donk keluar, aku ada makanan nih, kan sayang kalo ga dimakan, becandanya udahan donk.. kan aku takut kalo sendirian"
Tifa mulai bersuara keras dan meminta semua teman kostnya keluar, tapi tetap saja tak ada satupun dari mereka yang mejawab.

" yaudah deh kalau kalian ga mau aku makan sendiri aja, aku mau tidur aja.." ucap Tifa yang masih menyangka teman kostnya sedang mengerjainya.

Tifa kembali masuk kamar, dia mulai mendengarkan radio seperti biasanya.  Musik bermain seperti biasanya tapi disela-sela lagu yang diputar ada suara aneh terdengar seperti seorang wanita paruh baya merintih..

"Astaga, suara apaaan tuh?" Tifa penasaran dan mendekatkan telinganya ke arah radio.
Suaranya tersamarkan oleh lagu tapi cukup jelas untuk didengarkan.

"Ini siaran lagu apaan sih, ga gelas banget" kesal Tifa sambil mengganti gelombang radio yang lain.
Tapi semuanya sama suara rintihan itu masih tetap terdengar disemua gelombang radio.
"Ko aneh ada suara itu lagi.." Tifa mulai kebingungan seraya ia matikan radioanya.
"Udah ah matiin aja, bikin orang parno aja nih radio.."

Tifa mematikan radionya, ia lalu beralih ke ponselnya,
" mendingan telpon yayank Ardi ahh.. dia udah nyampe belom yah..?"
Tut...
Tut...
Tut...
Telfon dari Tifa tidak diangkat oleh Ardi, 3 kali sudah Tifa mencoba tapi tetap saja Ardi tidak mengangkatnya.
"Iii. iihh.. ayank kemana sih ko ga diangkat, lagi parno gini juga.."

Tidak lama kemudian ponsel Tifa berdering, Ardi yang menelfonya..
"Ayank kemana aja sih, ko aku telfon ga diangkat-angkat" langsung cerocos Tifa.
" tau ga yank aku tuh lagi parno banget.." Tifa mulai menceritakan kejadian aneh yang tadi dia alami.
Tidak ada suara sedikitpun dari Adri, hanya suara parau yang terdengar semakin lirih..
"Ayank, suara kamu ko aneh banget sih, kamu ga lagi sakit tenggorokan kan?"
Suara Ardi semakin parau, dengan nada yang lirih Ardi berucap.
"Kamu bobo ya sayang.. yang tenang... selamat malam.."  seketika sambungannya telfonnya terputus.
" eh ko malah langsung dimatiin nih si ayank.."
Tifa coba menelfon kembali Ardi tapi kali ini ponselnya Ardi sudah tidak aktif.
" iya sayank, kamu juga bobonya yang tenang yah.. " dengan nada sedikit kesal Tifa berucap sendiri didepan ponselnya.

"Hari ini kayanya aneh banget deh.. mulai dari tukang eskrim yang dipanggil ga nengok-nengok, orang yang duduk sembarangan ga liat-liat, pas pulang di kost malah pada ngilang."  Gumam Tifa sendiri.

Hujan diluar nampaknya semakin deras, Tifa mulai mengantuk tapi rasa anehnya masih menggelayut,
"Yang laen beneran pada kemana yah? Kalo becanda kayanya ga gini deh, ah biarin aja ahh.. mendingan tidur.."

Lampu kamar mulai dimatikan, ketika Tifa hendak mulai memejamkan mata tiba-tiba Tifa dikagetkan oleh suara radio yang berbunyi sendiri,
" astaga... apa lagi sih.. ni radio kan tadi udah aku matiin, ko bisa nyala sendiri? Bikin kaget aja.." Tifa heran.
" mana siarannya ga jelas lagi"  terdengar lagi suara rintih wanita paruh baya dari radio.
Bulu kuduk Tifa mulai berdiri, dia mulai ketakutan.
"Ihh... Apaan  sih nih.. serem deh jadinya" dengan sigap dia kembali menyalak lampu kamarnya dan kembali mematikan radionya.



Tok.. tok.. tok.. tokk...
Pintu kamar Tifa ada yang mengetuk, Tifa terperanjat kaget.
"Siapa diluar?" Tanya Tifa yang masih terkaget-kaget karna suara ketukan pintu.
Tidak ada yang menjawab.
"Diluar mba Ana yah?"
Tetap saja tidak ada yang menjawab.

Dengan penuh rasa penasaran Tifa membuka pintu kamarnya untuk melihat siapa yang mengetuk pintu.
"Ko ga ada siapa-siapa, aneh banget.."
" bona awas yah kalo kamu ngerjain aku lagi, ga bakalan aku maafin, aku takut tau.."
Teriak Tifa yang menganggap bona yang sedang mengerjainya.
Tapi setelah dilihat-lihat lagi memang tidak ada tanda-tanda orang lain disana selain Tifa, benar-benar sepi sekali suasananya.
"Bodo ahh.. mendingan masuk aja.." bergegas Tifa menutup lagi pintu kamarnnya.

Didalam kamar Tifa mencoba tetap tertidur dibalik selimutnya, samar-samar kembali ia dengan suara aneh di dalam kamarnya, suaranya seperti orang yang sedang mengaruk-garuk tembok kamar. Semakin sama semakin terdengar jelas.

"Itu suara apaan lagi?" Gumam Tifa dibalik selimut yang mulai ketakutan.
Akhirnya dia beranikan diri untuk membuka penutup selimutnya, pandangan matanya menyapu kesetiap sudut kamar, nampak semuanya bisa saja tidak ada yang aneh.

"Ga ada apa-apa ko, trus suara tadi dari mana?"
Kembali pintu kamar Tifa ada yang mengetuk, kali ini lebih keras. Tifa membiarkan pintunya diketuk dengan keras, tak lama ketukan pintu berhenti. Tifa semakin ketakutan, bulu kuduknya benar-benar merinding, suasana malam itu itu benar-benar mencekam.

"A-apa mungkin ada h-hantu.. " dengan terbata dan rasa takut ia bergumam.
Akhirnya rasa penasaran yang mengalahkan ketakutanya, Tifa memberanikan diri untuk melihat keluar dan memastikan siapa yang mengetuk pintu tadi.

Perlahan ia buka pintunya, ia mengintipnya terlebih dahulu, nampak memang tidak ada orang disana, lalu Tifa membuka lebar pintu kamarnnya, dia tengok keluar dia pastikan lagi kalau disana tidak ada siapa-siapa selain dirinya. 

Setelah ia pastikan kalau semuanya aman, Tifa kembali kekamarnya, saat pandangan kearah pintu kamarnya dengan jelas ia dapat melihat sosok wanita berambut panjang, barbaju putih lusuh tepat didepan pintu kamarnya, dan sosok itu sedang mengetuk pintu kamarnya Tifa. 

"A..aa...aa.. apa itu?" Dengan sangat ketakutan Tifa tidak melakukan gerakan apapun
"kkk.. kkkamu ss.. sssiiaapa??" Dengan nada terbata Tifa coba bertanya pada sosok itu, ia semakin ketakutan.
Sosok wanita berambut panjang berbaju putih lusuh itu tidak menjawab pertanyaan Tifa, sosok itu tetap saja hanya mengetuk pintu kamar Tifa, 

Tapi secara mangagetkan sosok itu menolehkan wajahnya dan melihat kearah Tifa
"Astaga.. mukanya hancur, mengerikan dipenuhi darah...aaaa...."  Tifa berteriak histeris.



dan..

"Hah.. hah.. hah... " Tifa seolah terbangun dari mimpi buruknya, 
"Ya Tuhan.. untung cuma mimpi, tapi serem banget barusan.."

Tifa mencoba menyalakan Televisi untuk mengusir ketakutannya. Chanelnya berhenti diacara berita Tengah malam,  ia saksikan nampak ada berita kecelakaan mobil tabrakan beruntun di tol Jagorawi siang tadi, yang mana menewaskan semua korbannya.

"Tragis sekali.." gumam Tifa.
Nampak ditelevisi ada reporter yang sedang menyiarkan berita itu secara live, dan laporanya,
"Pemirsa... Tabrakan beruntun yang terjadi siang tadi yang memakan korban jiwa sampai 12 orang sampai sekarang masih dilakukan proses identifikasi korban, dah baru 10 yang sudah teridentifikasi, jenazah sudah dikembaliak kekeluarga korba sore tadi hanya tersisa 2 jenazah lagi yang sebetulnya juga sudah teridentifikasi, memang aga sedikit sulit pemirsa untuk mengidentifikasinya karna kartu tanda pengenal korban dicuri oleh orang tak dikenal saat hendak menolong korban ketika kejadian kecelakaan terjadi, berikut 2 nama terakhir, sepasang muda mudi yang mengendarai mobil Honda Jazz  dengan nopol B 4231NA...

"Hah.. itu kan nopol mobilnya Ardi" Tifa mulai heran...

.... seorang pria berumur sekitar 25 tahun, yang belakangan ini deketahui bernama Faisal Ardi, dan seorang wanita sekitar umur 23 tahun yang bernama Tifa Kemala, keterangan tersebut didapat setelah teman-teman keduanya mangetahui kecelakaan yang terjadi pada korban..."

" gak mungkin.. ga mungkin..." Tifa bingung apa yang terjadi padanya, ia mulai menangis, tiba-tiba pintu kamar Tifa kembali ada yang mengetuk.

Sambil menangis terisak "siapa diluar? mau apa kamu?" Ia bertanya, tapi tak ada jawaban, hanya pintu yang terus-menerus diketuk.
Tifa memberanikan diri untuk membukanya, setelah pintu terbuka lebar tampak diluar sosok almarhumah ibunda Tifa yang sudah meninggal 5 tahun silam..

"Mama... "Tifa.. menangis semakin keras..

Roh ibunda Tifa berkata pada anaknya " sayang.. ini waktunya kamu kembali sama mama.." 

Tifa masih bingung dengan semua yang terjadi, tak lama semua teman kostnya datang yang ternyata mereka pergi sedang menjemput jenazah Tifa, semuanya menangis, menangisi kematian tragis sahabatnya. 

Tifa mencoba berkomunikasi dengan mereka "mba Ana dari mana?" Mereka tidak menjawab karna memang mereka tidak bisa lagi melihat sosok Tifa, 
Tifa mencoba menyentuhnya, tapi ia kini tidak bisa lagi bersentuhan dengan temannya...

"Lho.. ko pintu kamarnya Tifa terbuka" celoteh heran Bona.. bertanya pada yang lain..
"Mungkin Tifa mau ngeliat kamarnya untuk yang terakhir kali.." sahut mba Ana.

"Ih serem deh.. kan Tifa udah meninggal, biarin aja dia tenang disana.." timpa farell
Lalu mba Ana kembali menutup pintu kamar Tifa.

Melihat percakapan semua teman kostnya, akhifnya Tifa sadar, kalau dia sudah hidup dialam yang berbeda dengan manusia. 
Ia semakin tersadar kalau yang tadi terjadi padanya bukan mimpi, tapi nyata, mulai dari tukang ice cream yang ia panggil tidak mau menoleh, dan orang yang mendudukinya seenaknya, semua itu terjadi karna lantaran mereka tidak mendengar dan mengetahui keberadaan Tifa disana.

Tidak lama kemudian sosok roh yang menyerupai Ardie kekasihnya datang menjemput Tifa dan mamanya.. dan mereka pergi...

Sebulan kemudian setelah kejadian itu berlalu,  kamar Tifa masih dibiarkan kosong oleh ibu pemilik kost, sampai akhirnya ada seorang wanita yang hendak mengekost ditempat itu, dan ibu kost menawarkan kamar bekas Tifa untuknya.

Wanita itu bernama Sherly,  1-2 hari ia tinggal dikamar yang dia tidak tau kalau itu bekas kamafnya Tifa nampak baik-baik saja, dimalam ketiga, malam minggu dimana menjadi malam kematian Tifa, hal yang aneh kembali terjadi..  Setiap jam 12 malam minggu akan selalu ada sosok yang mengetuk pintu kamar Tifa. Sosok yang dahulu juga mengetuk pintu kamar Tifa.

Bersiaplah, malam ini sosok itu bisa saja datang dan mengetuk pintu kamarmu.


dede sutisna

Diehard fansnya Sheila on 7 dan Sum41, Blogger yang jarang posting, Masih suka nonton Doraemon dan penggemar game Fifa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar