My Scoopy

Ada lagi nih tulisan yang telat ditulis, telatnya 2 tahun lagi.. tapi gapapa deh dari pada ga ditulis sama sekali, lumayan buat menuh-menuhin postingan. Aku posting ini bukan untuk dijual seperti tokobagus atau beniaga.com, hanya berbagi yang aku rasakan saja.


Bukan untuk jualan online yah...

Aku mau nulis tentang tungganganku setiap harinya, teman setia pengantarku melewati jalan-jalan ibu kota menuju tujuanku demi mengais rejeki.

My matic my Scoopy, Aku membelinya sekitar 2 tahun yang lalu seharga Rp. 13.750.000,- hasil proyek sana sini dan keharusan karna saat itu aku akan melangsungkan pernikahan. 

Lho ko gitu? Bukannya kalau mau nikah butuh banyak biaya? yup.. bener banget tapi mau gimana lagi, aku butuh tunggangan yang lebih nyaman untuk istri dan anakku kelak, seharusnya sih sudah roda empat yah.. tapi ya berhubung kondisi ekonominya kurang bagus ya terpaksa roda dua dulu yang jadi andalan.

Kenapa Scoopy?

Pertanyaan bagus, Sebetulnya gini, Aku tidak seperti kebanyakan anak muda lelaki pada umumnya yang suka motor besar, sport atau sejenisnya, motor incaranku itu sebenernya Piagio alias vespa tapi bukan yang model lama tapi yang model maticnya. yang baru keluar waktu itu menurutku keren banget, tapi pas waktu aku cari informasi tentang foto itu dan tau harganya.. We ow We.. alis wow harganya sampai 30juta mas dan mba bro. Mahal banget untuk ukuran sekelas motor matic dialy. tapi kurasa sebanding dengan perasaan saat menungganginya.

Karna faktor harga diatas dan kebutuhan yang banyak ketika itu akhirnya mau tidak mau aku harus cari alternatif lain untuk tungganganku.

Setelah cari sana sini, liat brosur sana sini aku putuskan pilihanku pada motor ini. dimana modelnya mirip seperti Vespa, harganya bersahabat, warna yang baru keluar juga nampak segar akhirnya oke deh.. Bungkuss...



Setelah sekian lama aku pakai motor ini, tampak tidak ada perubahan yang berarti dari tampilan motor ini dari kondisi awalnya, masalahnya mau diapain lagi ini motor, dimodifikasi pun aku rasa bukan cara yang bagus akhirnya aku hanya menambahkan beberapa ornamen klasik pada motor ini, sesuai dengan tema motor ini sendiri "klasik modern" seperti Spion dan penutup lampu-lampu sen, masih standart dan umum orang melakukannya. Ada penambahan box 14 liter dibelakang, fungsinya untuk sandaran istriku ketika berkendara dan yang paling penting untuk tempat menyimpan jas hujan, sandal, sepatu, kaos ganti dan masih banyak barang yang kusimpan disana funsinya ya untuk mengamankan kalau-kalau hujan dan harus bertemu pelangganku yang mintanya suka dadakan.

Harga Box itu sendiri 500ribu aku beli waktu pas mau mudik lebaran, setelah beberapa bulan aku beli motor ini aku langsung coba untuk mudik kekampung bersama istriku, perjalannya sejauh 400 km, dan aku baru banar-benar bisa merasakan mengendarai motor ini, soalnya sebelum-sebelumnya jalan Jakarta macet jadi ga bisa dinikmatin.

Perjalanan 400 km yang aku tempuh tidak terlalu membuat ku merasa lelah mengendarai motor ini soalnya nyaman banget dikendarainnya, posisi stang yang pas walaupun menurutku sedikit kurang panjang 5 cm kiri kanan. posisi dukuk yang nyaman, jok yang lumayan lapang untuk diduduki dan tenaga motor yang cukup responsif.

Tapi dibalik semua kelebihannya pasti ada kekurangannya, dan kekurangan yang paling nampak ada dibahan bakarnya, selain memang cenderung boros seperti matic pada umumnya yang paling membuat saya tidak nyaman adalah kondisi tangki bensinya, dimana kapasitasnya hanya 3 liter (udah boros, sering keluar masuk pom gara-gara tangkinya kecil) dan yang kedua adalah bagasi penyimpanannya, tidak bisa diharapkan memang untuk menaruh banyak barang disana karna ukuranynya kecil sekali, itulah alasan mengapa aku pasangkan Box yang tadi kuceritakan diatas.



Dua kali sudah aku jatuh dari motor ini, terpeleset karna jalan berpasir, tapi untungnya tidak apa-apa hanya lecet sedikit, begitu juga dengan motor ini, tampai masih baik-baik saja hanya ada beberapa goresan. Mogok sih belum pernah yah.. kebanjiran pun masih bisa dilibas sama motor ini kalau genangan airnya tidak melebihi dengkul orang dewasa, sudah beberapa kali aku coba, dan aman sampai sekarang.

Berkendara di Ibu kota tidak senyaman yang tercermin dari jalan rayanya, mungkin aspalnya terlihat halus, tapi banyak 'ranjau' bertebaran disana, mulai dari jalan yang berlubang dadakan, genangan air yang seketika meninggi kalau hujan datang, macet yang sudah tidak perlu diceritakan lagi, dan paku-paku yang bertebaran dijalan.

Semuanya aku pernah rasakan bersama motor ini, mungkin yang terakhir yang paling berkesan nyebelinnya. Kejadiannya dijalan raya BSD sekitar 2 minggu yang lalu, ada tukang tambal ban nakal sebar paku dijalan, motorku korbannya, coba dia periksa abis itu ban dalemnya disobekin lagi kan parah banget jadinya, ngakunya sih gini "wah.. bang ini kena pakunya langsung sobek, ini harus diganti nih.. " dengan logat batak yang terdengar tendensius, terpaksa aku harus ganti yang baru. 

Celaknya pas mau diganti ban dalem yang baru seenaknya dia bilang "waduh bang.. ban dalemnya habis, gimana kalau dibikin tubless aja itu bannya?" E'bujubuset, makin kacau nih tukang tambal ban, masalahnya biaya buat ganti pentil tubless aja sampe 55 ribu, gila kan... sakit jiwa kayanya tuh batak, tapi berhubung udah menjelang malam (jam 7 malam waktu itu, aku dalam perjalanan pulang kerja) dan tanya orang lain tukang tambal yang lain jauh, ya sudah mau gimana lagi.. terpaksa banget.

Hah.. petang itu aku dan motorku benar-benar kena musibah, bukan masalah uang atau gak ikhlasnya tapi caranya dia mencari rejeki itu yang aku tidak suka, semoga Tuhan mengampuni dosa-dosanya.

Dan masih banyak ceritaku dengan motorku yang lain, susah senang dijalan kita lewati bersama dijalan, gak kuat ngetik kalau semuanya diceritain disini.

Sekarang, hari ini, motorku adalah temanku mengelilingi jakarta, membantuku dengan setia mengunjungi tempat-tempat yang menjadi tujuanku. Aku bukan orang yang mahir dalam merawat kendaraan roda dua tapi aku pastikan motorku ini ada ditangan yang tepat, aku merawatnya, aku memperbaikinya setiap saat, aku menjaganya.

Diantara kalian juga pasti ada yang punya motor sepertiku, mungkin beda rasanya motor yang dibelikan orang tua sama dengan hasil jerih payah sendiri. dan yang pasti apapun itu, jaga motor kalian baik-baik. 

Terimaksih sudah membaca.



dede sutisna

Diehard fansnya Sheila on 7 dan Sum41, Blogger yang jarang posting, Masih suka nonton Doraemon dan penggemar game Fifa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar