Cerita Ketika Istriku Melahirkan

Senin pukul 23:30 wib aku putuskan untuk tidak memejamkan mata, aku tau istriku mulai merasakan ketidak nyamanan di rahimmnya, meski rasa kantuk ini menggelayuti tapi tetap kuterjaga sembari mendengarkan istriku merintih lirih.

Setelah lama kutunggu akhirnya rasa sakitnya membuatnya menyerah, Selasa pukul 02:36 wib aku antarkan istriku kerumah sehat ibu dan anak (RSIA) di bilangan Monas Jakarta Pusat. Aku mulai mencari taksi dilarut malam  tapi memang aga sulit dan aga lama menunggu, dan ada satu taksi yang ku lihat sedang menepi, kuketuk kaca pintunya yang terlihat supirnya tertidur pulas dan ternyata dia menolak mengantarkanku karna alasan masih mengantuk. Akhirnya istriku menelfonku dia berkata
"yaudah gapapa kalo emang ga ada, pake motor juga gapapa deh.."
akhirnya aku putuskan untuk pulang dan langsung mengantarkan istiku walau hanya menggunakan sepeda motor, memang aga sedikit gila dilarut malam diatas sepeda motor istriku merintih, dan aku hanya berharap ia mampu menahannya sampai kita ketujuan.

Perjalanan lancar tidak ada hambatan, kita sampai  pukul 03:17 wib di RSIA, UGD langsung jadi tempat tujuan utama dengan tergesa-gesa, ada suster-suster yang langsung memeriksa kondisi istriku. Aku menunggu dengen rasa kantuk dan resah yang saling mengalahkan,  tidak lama  ada juga pria yang lain senasib sepertiku, lumayan dalam benakku ada temen ngobrol.

Setelah hampir 1 jam pemeriksaan akhirnya  suterpun ada yang memanggilku dan memberikan  informasi tentang kondisi istriku, suster itu berkata  kalau istriku baru melewati pembukaan 2 untuk proses persalinannya dan itu masih proses yang panjang sampai waktu persalinannya yang pas tiba. Istriku harus dirawat inap  (karna beberapa hari sebelum ini sudah sempat terjadi seperti ini dan dipulangkan karna memang belum waktunya) dan aku di harapkan bisa menunggu.

Aku melihat jam ditangannku pukul 05:00  wib, tidak ada tempat untuk memajamkan mataku walau sejenak, aku hanya menunggu dan menunggu, menahan rasa kantuk yang semakin membuat kepalaku berputar-putar.

Semakin pagi pukul 07.30 wib aku temui suster yang semalam merawat itriku, aku tanyakan lagi keadaannya, dia hanya berkata "kita tunggu ya pak sampai jam 11 siang ini kalau memang tidak ada perubahan nanti kita akan lakukan proses induksi" aku hanya mengangguk dan berkata
"lakukan apa saja sus agar istriku tidak terlalu lama merasakan sakit seperti itu" "iya pak" jawabnya singkat.

Pukul 08:00 aku putuskan untuk pulang karna aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaanku di pagi itu (kondisi konsentrasi yang semakin menurun karna pancaran  sinar  matahari). Secepatnya apa yang harus aku selesaikan aku selesaikan, setelah selesai dengan pekerjaanku aku kembali ke RSIA untuk menemui istriku karna jam besuk disana hanya pukul 11:00-13:00 dan 17:00-19:00.

Akhirnya proses induksi yang dikatakan suster pagi tadi dilakukan "tunggu ya pak, ini bisa sampai jam 5 atau jam 7 malam nanti" kata suter itu. Ahhh... aku harus menunggu lagi sampai jam 5 sore nanti, untung saja adik dari istriku dan suaminya datang menemani, meski aku tidak sendiri lagi tetap saja rasa kantuk ini semakin menggema walau berbagai minuman berenergi membentengi.
Waktu sepertinya sangat lambat ketika itu, menit demi menit kutunggu, menanti keajaiban terbesar dihidupku. Tabkupun tak cukup jadi teman mengisi waktu luang. Sabar sabar sabar...

Akhirnya pukul 17:00 wib aku temui lagi suter yang merawat istriku dan ternyata istriku sudah dipindahkan kekamar bersalin dilantai 4  dan aku diminta segera menyusul untuk segera menemani. Dilantai 4 aku bertemu dengan BD. Amelia (wanita yang akan membantu persalinan istriku)
"pak ini sudah pembukaan 4  kita tunggu gak lama lagi sampai pembukaannya lengkap baru kita mulai proses persaliannya" info darinya
"berapa lama lagi ya bu?" tanyaku
"kemungkinan 1-2 jam lagi" jawabnya singkat.

Aku dan adik istriku bergantian menemaninya dikamar bersalin, hingga pada akhirnya proses itupun memuncak. Pukul 18.40 proses persalinannya dimulai aku mendampingi istriku berjuang dengan hebatnya, mengerang menahan rasa sakit yang pastinya luar biasa. Kugenggam tangannya, kukecup keningnya, kukatakan  semua kan baik-baik saja, kita akan memiliki buah hati yang hebat yang akan menjaga kita kelak.
Tidak lama prosesnya hanya sekitar 12 menit saja (bagi istriku itu proses yang amat panjang) tepat pukul 18:52 wib 10 september 2013 anakku lahir kedunia. seorang bayi laki-laki. Ia menangis meski tidak menjerit, jangan tanyakan perasaanku karna takkan mampu kujelaskan disini.

Subhanallah...

Aku diminta menemani suster yang membersihkan anakku, sembari kuperhatikan ia wajahnya nampak seperti ibunya, terlihat aga pucat dengan berat 3050 gram dan panjang 48 cm.

Pertama melihat bayi laki-laki ku
Ada kondisi yang kurang baik bagi anakku menurut keterangan suster ia tersedak air ketuban  hingga masuk ke paru-paru dan lambungnya itu yang mengakibatkan ia tidak menangis lantang.. tapi sesegera mungkin air ketuban itu dihisap dan dikeluarkan, kondisinya segera membaik, segera di bersihkan dan aku adzankan.

Aku menceritakan tentang bayi yang baru ia lahirkan pada istriku sambil menemaninya melewati proses penjahitan yang cukup memakan waktu hingga 2 jam.
Seketika setelah itu keluarga dari istriku mulai berdatangan,  bergantian mulai melihat bayiku, mereka tampak bahagia, mungkin hanya itu yang bisa ku lihat.

Diruang penyimpanan Bayi
Setelah semua proses selesai  waktu menunjukan pukul 22.50 wib istriku mulai menyusui buah hati kita, dan aku beserta keluarga yang lainnya diminta suster itu pulang, besok kembali pukul 11 siang saja.
Sampai dirumah hampir tepat tengah malam aku yang tadinya tidak tidur sepanjang hari tidak lagi merasakan kantuk karna peristiwa besar dalam hidupku yang tadi telah aku saksikan. Aku menefolnya dia berkata bayi kita sedang terpejam. ''Semoga ia tidak menangis sepanjang malam" doaku.

Keesokan harinya, Rabu pukul 11:00 aku menjenguk istri dan anakku setelah aku mengerjakan pekerjaan pagiku, dan lagi-lagi ada berita yang kurang enak kudengar tentang kondisi istriku, menurut keterangan tim medis katanya masih ada selaput yang tertinggal dirahim istriku (entah apa namanya aku lupa) dan itu mengakibatkan istriku mengalami pendarahan terus menerus. Pantas saja kubilang semalam kenapa proses penjahitannya lama sekali inilah penyebabnya.
Solusi dari tim medis adalah dilakukan kiret atau kuret(entah mana yang benar aku kurang mengerti) dan lagi-lagi aku hanya bisa bilang "lakukan yang terbaik untuk kesehatan istriku" pada tim medis. Dia diminta puasa selama 6 jam dan dan prosesnya baru bisa dilakukan jam 5 sore nanti. Aku menunggu lagi menemani istrku sepanjang siang, bercerita, berkhayal, berdoa tentang hal yang baik untuk anak kita.
Sampai akhirnya pukul 17:00 tim medispun kembali memeriksa kondisi istriku dan Alhamdullilah, kondisi istriku membaik, "selaput yang tertinggal semakin mengecil dan tidak perlu dilakukan proses kiret, cukup dengan obat yang nanti diberikan saja" keterangan dari tim medis.

Suami Siaga (sesuai program pemerintah)

Aku senang semuanya sehat, anak dan istriku sehat, hebat, luar biasa..
Keesokan harinya istri dan anakku sudah di perbolehkan pulang, sekitar pukul 12:00 kita pulang (jangan tanyakan berapa biaya yang harus aku keluarkan untuk semua itu, karna itu tanggung jawabku).

Aku kini seorang ayah.. ia kini seorang ibu...
Anakku akan tumbuh dewasa diantara ayah dan ibunya yang sangat menyayanginya..
Semua yang menjadi seorang ayah pasti mengalami ini dengan cerita yang berbeda,
Aku bagikan cerita ini agar kita bisa memahami perjuangan ibu yang melahirkan itu luar biasa dan untuk para ibu-ibu yang lain kalian memang luar biasa..dan para ayah.. salut!


Berikut ini video beberapa saat setelah Dasha Cleon dilahirkan, dibersihkan, dilakukan penghisapan air ketuban yang yang di paru-parunya lalu diadzankan. Moment yang sangat luar biasa untukku sebagai seorang Ayah.


Terimakasih telah meluangkan waktu membaca ceritaku ini.

 Baca juga Cerita Melahikhan Episode ke Dua  Cerita melahirkan anak keduaku.

dede sutisna

Diehard fansnya Sheila on 7 dan Sum41, Blogger yang jarang posting, Masih suka nonton Doraemon dan penggemar game Fifa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar