Si Keras Kepala

Aku Sikeras kepala itu, dalam konteks pemahaman saja tentunya..


Pasti pernah dari kita semua yang namanya berpendapat, berargumentasi, atau sekedar menuangkan yang diketahui. Dalam pembicaraan santai dengan teman atau serius dalam bisnis atau urusan yang lain.

Beberapa tahun yang lalu aku cenderung pongah dan egois dalam berpendapat, yaialah.. siapa sih yang mau kalah set dalam sebuah pembicaraan atau perdebatan.. semuanya juga pengen pemahamannya yang lebih benar dan selalu sewot sama yang tidak sepemahaman, apalagi udah salah sok paling bener malah makin sewot kan..

Tapi beberapa tahun terakhir banyak yang menyadarkanku akan hal itu. dan seseorang berkepala pelontos yang aku kenal pernah berkata "kamu bodoh, karna itu kamu sulit dikasih tau" dan 3 hari kemudian aku baca sebuah buku dan ada penggalan kalimat yang berhubungan dengan yang dikatakan pria berkepala pelontos itu, seperti ini "untuk menjadi pintar, akui dan sadari dulu kebodohanmu" dan satu bulan kemudian aku nonton film di XXI filmnya 2012 dan ada satu adegan memorable yang mengingatkan ku pada 2 kalimat yang tadi. 

Adegannya kurang lebih begini, bencana sudah berlangsung dan akan segera sampai ke china, ada seorang murid biksu yang ketakutan dan mengajak guru biksunya untuk segera pergi, gurunya meminta muridnya agar tidak panik dan kemudian sang guru menuangkan air dari teko kedalam sebuah cangkir hingga penuh dan airnya meluber keluar, sang murid terheran kenapa sang guru melakukan itu dan mencoba menghentikannya. Tapi sang guru malah berkata kurang lebih seperti ini "hatimu sudah penuh seperti cangkir ini, dan sulit mengisi air di cangkir yang sudah penuh, untuk merasakan hal yang baru kamu harus mengosongkan terlebih dahulu cangkir mu itu" Dan sang murid pergi meninggalkan sang guru.

3 hal diatas aku rasa bukan sebuah kebetulan terjadi padaku, itu seperti pesan untukku dan aku mulai bisa merasakan yang tidak aku rasakan sebelumnya.

Aku coba kesapingkan semua pemahamanku selama ini, aku kosongkan cangkir ku, aku buka lagi isi kepalaku, dan saat itu aku siap belajar.

Pelajaran pertama yang aku dapat adalah Sabar, sabar mendengarkan orang bicara ada salah ada benar, aku memilahnya
.
Pelajaran ke 2 adalah, Mendengar. Ketika aku sudah mulai terbiasa sabar dan aku mulai membiasakan lebih banyak mendengar ketimbang berbicara.

Pelajaran ke 3 adalah, Memahami, aku mulai membiasakan diri memahami dulu lebih dalam apa yang aku ketahui sebelum berucap. Dan memurutku itu sangat baik karna aku bisa tau sesuatu hal secara menyeluruh, bukan ala kadarnya atau katanya..

Pelajaran ke 4 adalah, Sadari lawan bicara. Secara kasat mata kita sebetulnya bisa tau kelas pemahaman lawan bicara kita. kalau sudah melalui pelajaran sebelumnya. Jadi kalau sudah tau lawan bicara kita, kita bisa tau porsi pembicaraan seperti apa yang kita keluarkan.

Pelajaran ke 5, Nikmati Pembicaraan itu. Nah dilevel ini aku sudah santai dalam berbicara atau berpendapat, menelaah setiap kata yang terucap itu lebih menyenangkan tentunya.

Banyak dari orang yang kutemui yang cangkirnya masih penuh dan terus diisi, lebih banyak lagi orang yang sudah kupastikan salah masih ngeyel kalau dikasih tau ya itu karna ku bilang tadi dia itu belum sadar kalau dia bodoh dan salah makanya susah dikasih tau dan tetap berlanjut dengan pemikirannya yang salah itu. ya mirip-mirip anak kecil kalo dikasih tau orang tuanya lah..

Dari pengalamanku diatas aku mulai sesuatu yang baru, salah satunya ya melanjutkan lagi menulis blog ini setelah beberapa tahun tertinggal.

Gaya bahasaku mulai banyak berubah terutama untuk urusan bisnis, dan berhadapan dengan bos-bos besar costomers ku.. dan hasilnya sangat baik, aku lebih dihargai karna yang ku ucapkan tidak asal-asalan.

Sebetulnya intinya gini, beda pendapat itu biasa, merasa benar itu juga biasa, yang penting gali informasi dulu, kalau masih bisa dicari di om gugel ya cari aja dulu, jangan malah ngeyel dulu tapi cari kebenarannya ga mau, berhentilah bersikap ngeyel karna yang ngeyel itu cuma pikirannya anak-anak.

Ga ada salahnya ko membenarkan orang lain yang biasanya dibawahmu.. kalau memang benar, dan ga perlu gengsi juga mengakuinya.
Lebih lapang dada dalam menjalani dan menerima hidup ini sebagai hadiah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Nah.. lain kali kalau berdebat lagi inget 5 pelajaran diatas dan yang yang terpenting jangan menyepelekan lawan bicara siapapun itu.

Sekali lagi tulisan ini bukan untuk sok ngajarin anda-anda semua, hanya berbagi pengalamanku saja si keras kepala dalam berpendapat. aku tidak merasa pintar dan paling benar tapi percayalah aku sudah benar-benar tau apa yang aku ucapkan. Somoga bisa mengingatkan kawan yang terlupa.

Pesan dari ku "kalau kamu sudah merasa pintar, sebetulnya disitulah letak kebodohanmu"

Terimakasih Sudah Membaca.

dede sutisna

Diehard fansnya Sheila on 7 dan Sum41, Blogger yang jarang posting, Masih suka nonton Doraemon dan penggemar game Fifa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar