Perasaan diPagi buta

Waktu itu masih nampak jam di dinding kamarku menunjukan pukul 02:32, biasanya hanya ketidaknyamanan perasaaku saja yang membuatku masih terjaga hingga saat itu. Aku berfikir banyak hal, membayangkan banyak hal, menuliskan tentang beberapa hal.

Bayanganku kontras tapi tak berbekas, menyusun langkah-langkah kedepan, memilih takdir untuk penghidupanku.

Diantara senyap dan tanpa rengek anakku yang biasanya, aku ingin mulai menulis beberapa hal, apa yang sudah aku lakukan dan yang ingin aku lakukan, "aku harus mulai dari mana?" tanya dalam hatiku,
Aku ingat kembali apa terjadi kemarin, biasa saja tak ada yang menarik, aktifitasku dirumah ya biasa saja begitu juga ditempat kerja sama seperti 2 atau 3 hari sebelumnya, atau hari-hari yang lainnya. Sampai akhirnya aku menemukan suatu titik, hal yang biasa aku lakukan dan sudah lama tidak aku lakukan, ya 'menulis' itu sendiri.

Semenjak gitarku rusak beberapa waktu lalu dan sampai tulisan ini aku buat belum selesai diperbaiki, memang serasa ide-ideku mendadak tumpul, aku sulit meresap segala sesuatu dan bisa mengubahnya menjadi 'sesuatu', apapun itu.

Pemahamanku sedikit menyempit, berkutat pada itu-itu saja, kata-kataku mulai membosankan dan harus aku akui aku kadang bosan dengan hidupku sendiri.

Sulit untuk menceritakan secara gamlang tapi peranku sebagai suami dan ayah seorang anak lelaki yang tampan Dasha Cleon sudah cukup menjelaskan.

Bukan itu yang kumaksud, peranku yang seperti itu sangat menyenangkan, kebanggaan besar yang akan dirasakan seorang pria.

Aku mulai bosan dengan hidupku ketika aku tidak lagi menulis serangkaian kata atau kalimat yang menuangkan apa yang aku rasakan dan fikirkan, meski kadang mereka sulit mendefinisikan yang ku tuliskan. Aku tidak lagi menggambarkan apa yang aku khayalkan tentang kehidupan, Aku tidak lagi merangkai nada-nada sederhana untuk menterjemahkan apa yang aku lihat.

Semua itu biasa aku lakukan hanya untuk menyenangkan hatiku, membuat aku puas karna apa yang aku fikirkan dan kulihat bisa menjadi bentuk 'sesuatu'.

Aku sadar aku terjebak dikotomi pemikiran orang dewasa yang mulai tidak bebas, khayalanku tidak sebebas biasanya, aku buntu dalam beberapa hal, kehilangan warna, pergerakan terbatasi, dan arahku memudar.

Aaarrrgghhh.....

Semakin aku sadari semakin aku gemas dengan diriku sendiri,
kapan aku berubah seperti ini?,
kapan jiwa karyaku tertinggal?,
apakah waktu mengikis segalanya yang diam?,
apakah aku menelantarkan perasaanku?,
inilah kenyataannya, aku hanya berada diraga seorang ayah yang bahagia.

Kehidupan pernikahan tidak aku salahkan dan aku sesalkan, aku bahagia menjalaninya. Hanya saja separuh jiwaku harus kuletakan dibelakang, hanya sebagai pelipur lara dan pengalih perhatian.

Mungkin diantara kita ada yang merasakan apa yang aku rasakan, seolah ingin kembali muda dengan jiwa muda penuh obsesi. Tapi kehidupan kita tidak bisa kembali, jiwa muda penuh obsesi dan inspirasi yang perlu tetap kita jaga.

Dan pada akhirnya, aku hanya berusaha melawan diriku sendiri, perasaanku sendiri, untuk tetap memutuskan hidup bahagia jiwa, raga, pikiran dan perasaan...

Terimakasih telah membaca.

dede sutisna

Diehard fansnya Sheila on 7 dan Sum41, Blogger yang jarang posting, Masih suka nonton Doraemon dan penggemar game Fifa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar